Hasil sensus penduduk 2010 Penduduk Indonesia tahun 2010
diperkirakan sekitar 234.2 juta. Sensus diselenggarakan pada tahun 2010. Sensus-sensus
penduduk sebelumnya diselenggarakan pada tahun-tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan
2000 Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205.1
juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar setelah Cina,
India dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60.1 persen di antaranya
tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat
kepadatan 103 jiwa per kilometer per segi. Penduduk Indonesia tahun 2010
diperkirakan sekitar 234.2 juta.
Informasi Umum
Indonesia
kini sedang mempersiapkan sensus penduduk modern yang keenam yang akan
diselenggarakan pada tahun 2010. Sensus-sensus penduduk sebelumnya
diselenggarakan pada tahun-tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000.
Menurut
Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205.1 juta jiwa,
menempatkan Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar setelah Cina, India
dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60.1 persen di antaranya tinggal
di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan
103 jiwa per kilometer per segi. Penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan
sekitar 234.2 juta.
Dalam
Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang akan datang diperkirakan akan dicacah
penduduk yang bertempat tinggal di sekitar 65 juta rumahtangga. Untuk
keperluan pencacahan ini akan dipekerjakan sekitar 600 ribu pencacah yang
diharapkan berasal dari wilayah setempat sehingga mengenali wilayah kerjanya
secara baik. Pencacah dilatih secara intensif selama tiga hari sebelum
diterjunkan ke lapangan.
Dalam
SP2010 akan diajukan sekitar 40 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas
perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumahtangga dan
keterangan individu anggota rumahtangga. Format dan isi daftar pertanyaan
atau Kuesioner SP2010 disusun dengan mempertimbangkan rekomendasi PBB yang
relevan serta dapat diterapkan di lapangan.
Puncak
kegiatan SP2010 berupa kegiatan pencacahan penduduk di semua wilayah
geografis Indonesia secara serempak selama bulan Mei 2010 (Bulan Sensus).
Pada 31 Mei 2010 akan dilakukan pembaharuan hasil pencacahan secara serempak
dengan mencatat kejadian kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang
terjadi selama Bulan Sensus dan menyisir serta mencatat penduduk yang tidak
bertempat tinggal tetap (homeless). Tanggal 31 Mei 2010 merupakan Hari Sensus
artinya data SP2010 yang dihasilkan merujuk pada hari sensus tersebut.
Data SP2010
diharapkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang antara lain
mencakup:
memperbaharui
data dasar kependudukan sampai ke wilayah unit administrasi terkecil (desa)
mengevaluasi
kinerja pencapaian sasaran pembangunan milenium (Milenium Development Goal,
MDGs),
menyiapkan
basis pengembangan statistik wilayah kecil,
menyiapkan
data dasar untuk keperluan proyeksi penduduk setelah tahun 2010,
mengembangkan
kerangka sampel untuk keperluan survei-survei selama kurun 2010-2020,
basis
pembangunan registrasi penduduk dan pengembangan sistem administrasi
kependudukan.
Jadwal
Kegiatan Pokok Sensus Penduduk 2010
|
Pengolahan
Pengolahan data Sensus Penduduk 2010 (SP2010) mencakup
sekitar 65 juta rumah tangga atau setara dengan 380 juta lembar. Besarnya
volume kerja dalam waktu yang relatif singkat ini memerlukan teknologi yang
dinilai tepat yaitu Intelligent Character Recognition/Optical Mark Reader
(ICR/OMR). BPS telah memiliki pengalaman dalam memanfaatkan teknologi ini.
Teknologi pengolahan konvensioal key-in tetap digunakan
tetapi dalam skala yang sangat terbatas dan disiapkan terutama untuk mengantisipasi
jika ada permasalahan di pusat pengolahan data.
Sistem Pengolahan data SP2010 secara garis besar terdiri
dari tiga subsistem pengolahan:
Pengolahan hasil pendataan informasi pemetaan Blok Sensus
(BS) dan relasinya dengan Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dijadwalkan selesai
akhir tahun 2009. Hasil pengolahan ini akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pencacahan SP2010, penyusunan subsistem distribusi dokumen sensus, pengolahan
beserta diseminasi hasil sensus pada satuan wilayah kecil (small area
statistics).
Pengolahan Angka Sementara SP2010 berdasarkan rekapitulasi
hasil pencacahan setiap BS yang menyangkut jumlah bangunan, jumlah rumah tangga
dan jumlah penduduk laki-perempuan seluruh Indonesia. Hasil pengolahan Angka
Sementara akan diumumkan pada pidato kenegaraan Presiden tanggal 17 Agustus
2010.
Pengolahan Angka Final hasil Sensus Penduduk 2010 akan
dilakukan di pusat pengolahan yang hasilnya akan didiseminasikan kepada
pengguna data pada pertengahan tahun 2011.
Pertanyaan Sensus Penduduk 2010
Sensus Penduduk 2010 (SP2010) akan menggunakan dua jenis
daftar pertanyaan (kuesioner) yaitu: Kuesioner L (mendaftar semua bangunan
fisik, tempat tinggal dan rumahtangga di semua wilayah pencacahan tanpa
kecuali) dan Kuesioner C (untuk mengumpulkan data individu dan anggota
rumahtangga, serta keterangan mengenai kondisi dan fasilitas tempat tinggal).
Kuesioner L diharapkan dapat diperoleh data lengkap di
seluruh wilayah geografis Indonesia mengenai jumlah bangunan fisik dan jumlah
bangunan sensus menurut fungsinya (tempat tinggal, bukan tempat tinggal,
campuran). Kuesioner C mencakup sekitar 40 pertanyaan: (1) mengenai keterangan
anggota rumahtangga terkait karakteristik dasar demografi (seperti jenis
kelamin dan umur), (2) pendidikan, (3) ketenagakerjaan, (4) keterangan
sosial-budaya (agama, suku dan bahasa sehari-hari), (5) kelahiran, (6)
kematian, (7) migrasi, (5) karakteristik bangunan tempat tinggal (kondisi dan
fasilitas). Format kuesioner masih terus disempurnakan melalui berbagai foum
diskusi dan ujicoba lapangan
Ujicoba
Untuk memastikan bahwa semua instrumen sensus, tatacara
pencacahan, pengawasan lapangan, serta pengolahan data SP2010 sudah teruji
secara memadai, sejumlah kegiatan ujicoba telah dan akan dilakukan.
Uji Kuesioner
Cisarua, tiga kuesioner
diujicobakan: kuesioner pendaftaran bangunan dan rumahtangga, pencacahan
lengkap dan kuesioner pencacahan sampel. Ujicoba Cisarua menghasilkan dua
temuan penting: (1) pengulangan (redundansi) pertanyaan atau variabel dalam
kuesioner pencacahan lengkap dan sampel tidak dapat dihindari, dan (2) proses
pencacahan lengkap dan sampel dalam waktu yang bersmaan ternyata sangat tidak
efisien dan cenderung membingungkan pencacacah maupun responden. Berdasarkan
ujicoba Cisarua (dan pertimbangan teknis lainnya), pencacahan sampel dinilai
tidak perlu.
Garut, hanya satu kuesioner
yang diujcobakan yaitu kuesioner pencacahan lengkap (selain kuesioner
pendaftaran bangunan dan rumahtangga tentunya). Muatannya mencakup sebagian
besar pertanyaan yang sebelumnya tercantum dalam kuesioner pencacahan lengkap
maupun sampel. Beberapa pertanyaan yang dinilai tidak operasional (terlalu
sulit) atau dianggap cukup memadai dikumpulkan melalui survei rumahtangga.
Fokus ujicoba Garut adalah format kuesioner. Temuan penting dari ujicoba ini
adalah bahwa model pertanyaan satu kolom untuk satu anggota rumahtangga (model
kuesioner SP2000) ternyata tidak operasional karena cenderung diaplikasikan
secara tidak disiplin oleh pencacah.
Pada awal tahun 2008 uji kuesioner SP2010 dilakukan dua kali:
Ujicoba dan Gladi bersih
Pada tahun 2008 dilakukan dua gelombang ujicoba lapangan.
Pada Gelombang-1 ujicoba diselenggarakan di tiga propinsi (satu desa/kelurahan
untuk setiap propinsi) yaitu Kepulauan Riau, Yogyakarta dan Kalimantan Selatan).
Dalam ujicoba ini antara lain dipelajari mekanisme dan proeses pelatihan
petugas lapangan, proses pencacahan, organisasi dan mekanisme pengawasan
lapangan.
Hasil temuan Gelombang-1 ini dimanfaatkan untuk memperbaiki kuesioner dan buku pedoman serta untuk perencanaan ujicoba Gelombang-2 yang diselenggarakan di tiga propinsi yaitu Jambi, Jakarta dan Salatiga. Semua materi ujicoba Gelombang-1 diujicobakan di Gelobang-2. Berbeda dengan ujicoba Gelombang-1, ujicoba Gelombang-2 memanfaatkan hasil pemetaan terkini yang sebagian berbasis citra satelit.
Hasil temuan Gelombang-1 ini dimanfaatkan untuk memperbaiki kuesioner dan buku pedoman serta untuk perencanaan ujicoba Gelombang-2 yang diselenggarakan di tiga propinsi yaitu Jambi, Jakarta dan Salatiga. Semua materi ujicoba Gelombang-1 diujicobakan di Gelobang-2. Berbeda dengan ujicoba Gelombang-1, ujicoba Gelombang-2 memanfaatkan hasil pemetaan terkini yang sebagian berbasis citra satelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar